Yeah. That's me. The very last-minute-being student and still working hard to end up this crazy little thing call THESIS :) *fake smile*
Jadi seorang istri itu luar biasa nikmatnya.
Dari yang stay di rumah, bikin sarapan suami, bikin bekal makan ke kantor, beberes dapur, belanja ke pasar, nungguin suami sembari nonton film ataupun baca buku baru yang dibeli, It's heaven!!
Oh. Tapi saya realistis kok orangnya. "Menikah dan semua masalah selesai?" That's a big no, friends. hahaha.... Tapi apalah arti segelintir kerikil bebatuan di jalan kalo tujuan dari perjalanan itu surga abadi? Tips menikah itu yang paling dasar adalah ikhlas dan saling mengerti. Terutama tipe-tipe pasangan macam saya yang baru ketemu, dapet greget, yakin lillahitaala, dan langsung menikah (voila!).
"Marriage isn't that bad. But it isn't easy, tho. So, keep working hard on it and be happy together"
Disaat saya merasa sangat bahagia dan menikmati rasanya jadi istri, tiba-tiba saya dibangunkan oleh sms dari dosen pembimbing saya yang baik hati dan menanyakan kabar thesis saya. Luluh lantah rasanya (#hiperbola). Sesuai janji kami ke orangtua, akhirnya masa-masa berat pun kembali melanda. Kami pun menjalani menikah jarak jauh. Suami di Jakarta. Saya di Bandung berjuang untuk menuntaskan apa yang sudah saya lakukan jauh sebelum saya merencanakan akan menikah.
Is that so bad? YEAH.
Saya pacaran sama suami cuma tiap weekend aja. Sama kayak orang lain pacaran. Weekend saya sangat bahagia. Tapi tidak untuk hari Minggu malam. Sedih. Cuma bisa nangis karena saya benci harus pisah sama suami saya yang unyel2-able dan ndusel2-able. This hard feeling is twice or triple or much more worst then ordinary relationship (bc. pacaran blm nikah yang juga ldr-an). Untunglah saya rada-rada bisa cepet switch mode feeling. Rasa menggebu2 pengen tetep sama suami saya ganti jadi rasa menggebu-gebu ngerjain tesis dan lulus cepat (walopun sudah posisi sangat lambat di dunia nyata perkampusan).
Allah SWT Maha Baik dan segala sesuatu pasti dirancang sedemikian rupa untuk kebaikan umatNya. Saya lambat ngerjain tesis pun pasti ada hikmahnya. Pasti baik untuk saya, untuk suami, dan sekitar. Banyak hal-hal kecil yang akhirnya kami sadari setelah kami berhubungan jarak jauh. Termasuk saya yang ternyata saya rindu masa-masa selalu masakin suami saya. Tanpa MSG. Tanpa minyak jahat. Sayur mayur is a must. Walopun capek tapi worth to do. (Walopun sebenernya thesis cepet selesai itu lebih baik ribuan kali daripada thesis lambat selesai, termasuk baik untuk kantong dompet bersama.)
Saat saya lulus (pertengahan tahun ini. AAMIIN), saya cuma pengen hal simpel.
1. Serumah sama suami lagi.
2. Do all these crazy big ideas inside my head. All of it.
3. Jalan-jalan naik KRL kemanapun asal sama suami. (akibat gak pernah naik KRL dan pengen setengah mati).
4. Touring sama suami sebelum punya anak.
5. Makan sehat dan bebas stres biar segera bisa hamil dan punya anak2 yang lucu+sehat lahir batin. aamiin :)
Mungkin ini beberapa resolusi tahun 2015. Semoga yang baca berbaik hati untuk meng-aamiin-i semua doa-doa saya biar galau saya tahun ini bisa ganti jadi galau yang lain.
Contoh:
"aduh. masak apa hari ini?"
"Duh pak! Kalo bbm naik turun muluk, bisa jadi uang belanja saya tiap bulan harus naik"
atau kalo gak, "bosen di rumah. Enaknya jalan-jalan ke mana ya kita".
Atau paling realistis adalah "Duoh. Dapet kain lagi buat dijahitin. Temen nikahnya bareng semua. Sayang, jatah makan dikurangi dikit ya buat jahitin baju+tiket PP Jkt-Sby/ Jkt-Jogja"
Oke. Happy Weekend-is-totally-over All.
Have a great weekday 'till weekend is only one more day.
Muah!
1 comment:
then waht if suddenly you find yourself pregnant, how?? hehehe... semangattt dhaniiii!!!
Post a Comment