Whatsapp - Line

Libur hampir berakhir. Yup. Kurang beberapa minggu lagi saya harus sudah harus ada di Bandung. Tapi sampai sekarang saya belom menentukan kapan bakal balik Bandung.

Liburan kali ini luar biasa. Walau tidak seindah yang saya bayangkan. Luar biasa karen akhirnya bisa kumpul keluarga lagi. Bahkan kumpul di tahun baru. Yup. Kami semua menyambut tahun baru di Batu-Malang, Jawa Timur. Tapi sebelum ke Malang, saya mampir dulu ke Surabaya sedang papimami saya mampir dulu ke Kediri. Yup. Kami berangkat sendiri-sendiri (lebih tepatnya saya memisahkan diri karena harus ada di Surabaya tgl 30Des)

---walopun telat saya pengen ngucapin dulu  HAPPY NEW YEAR!!!

from : LINE

Dari perjalanan saya di Surabaya dan ketemu temen-temen kuliah, saya sedikit merasa aneh. Aneh. Saya merasa ada yang salah. Ada yang hilang. Kecurigaan muncul sewaktu di Surabaya. Saat masuk kamar teman dan untuk pertama kalinya semenjak entah brapa bulan lalu ketemu, nggak ada ‘say hallo’ yang lebih. Kami sama-sama merasa ‘seperti biasa bertemu’ sampai akhirnya saya protes karena ‘welcoming’nya tidak seperti bayangan saya yang bakal heboh layaknya teman lama yang super lama nggak pernah ketemu.

Sama juga waktu saya sampai di Jogja. Heran saya, temen deket saya (dan mungkin saya) merasa nggak perlu harus langsung buru-buru ketemu walaupun kami sama-sama kangen berat. Buat saya, ini aneh. Selalu cari tahu sebenernya siapa yang salah dan sebenernya ada apa ini.

Saya tiba-tiba menyimpulkan. Ini semua gara-gara ada smartphone. Yup. Smartphone. Adanya smartphone bikin komunikasi diantara kami sangat lancar. Bahkan kami ngobrol dan saling bercerita setiap harinya. Whatsapp-Line bahkan socMed pun jadi alat yang memperlancar komunikasi kami. Kami merasa seperti sudah saling bertemu setiap hari.

<<<  LINE

WHATSAPP  >>>

the most media I use to communicate with my friends

Kenapa saya bilang smartphone? Karena mau temen-temen saya pake android – blackberry – iphone, semua bisa akses whatsapp-Line dan terbukti komunikasi kami super lancar. Tapi, adanya mereka pun (wa-Line) saya jadi merasa “feel” ketemu yang seharusnya heboh dan saling kangen-kangenan sambil ngobrol lama layaknya teman yang nggak pernah ketemu pun jadi hilang. Moment yang seharusnya lebih indah pun jadi terasa biasa aja. Menyenangkan tapi hanya sebatas itu. Bukan sesuatu yang special.

Atau mungkin kami terlalu berlebihan bercerita? Tapi itu salah satu bentuk “kami masih berkomunikasi dengan baik”. Atau jaman terlalu canggih sehingga manusia pun pada akhirnya akan lebih sedih kehilangan gadget yang dapat menghubungkan dengan ribuan orang dalam satu waktu dan tempat dibanding kehilangan salah satu teman dalam dunia nyata yang sebenarnya?

      

 These called Sticker-Line

Akan jadi lebih wise kalau semua pertanyaan dan fakta yang ada dikembalikan lagi ke pengguna alat elektronik bernama smartphone. Pertanyaan mungkin akan menjadi, “seberapa jauh kamu memanfaatkan gadget-mu. Seberapa butuh kamu perlu gadget-mu”. Karena bagi saya, bertemu tatap muka itu lebih menyenangkan daripada kita ngobrol lewat layar handphone. Akan lebih menyenangkan kalau kita bisa langsung peluk daripada menggunakan icon lucu Line.

Andai.... andai walaupun ber-gadget modern tapi moment meet-up pun tetap jadi moment special yang selalu ditunggu-tunggu dan selalu ada cerita menarik didalamnya.

Salam hangat dari Jogja ;)